Headlines News :
Home » » Taushiyah Presiden PKS Anis Matta di Kalimantan Selatan

Taushiyah Presiden PKS Anis Matta di Kalimantan Selatan

Written By GemaDakwah on Kamis, 27 Juni 2013 | 00.12

InilahPKS :

Presiden PKS Anis Matta  kembali melakukan lawatannya ke daerah. Anis Matta beserta Sekjen dan jajaran DPP mengunjungi kader PKS di Kalimantan Selatan, Minggu (23/06).
Berikut beberapa rangkuman Orasi Presiden Anis Matta yang di Twitkan oleh Aboe Bakar  (@aboebakar15) anggota DPR RI FPKS yang saat ini ikut dalam rombongan Presiden PKS.

Negara lebih banyak membutuhkan peran agama, bukan sebaliknya.
   
Agama bisa berjalan sendiri, tanpa kehadiran negara, tapi sebaliknya peran negara tidak akan maksimal tanpa ada agama.
   
Coba lihat dalam sejarah, eksistensi ajaran agama lebih abadi dibanding dengan eksistensi negara.
   
Aturan hukum di agama lebih banyak dibandingkan dengan aturan hukum yang ada dalam negara.
   
Tidak satupun pihak yang bisa menghalangi pertumbuhan agama.
   
Tidak ada satu kekuatanpun yang bisa membungkam pertumbuhan agama.
   
Kita perlu kembali bekerja keras untuk menghadirkan agama untuk mendapatkan solusi atas persoalan bangsa ini.
   
Solusi Islam tidak hanya dibutuhkan oleh negara ini, tapi juga oleh masyarakat dunia.
   
Seringkali agama tidak membikin masalah, tapi selalu disuruh mencari jawaban.
   
Misalkan pada persoalan perang, agama tidak pernah membuat persoalan dengan mengobarkan peperangan, tapi disuruh memberikan jawaban.
   
Persoalan perang lahir dari industri senjata, karena kalau tidak ada perang mereka gulung tikar.
   
Mereka seharusnya yang bertanggung jawab atas persoalan perang yang sekarang melanda dunia.
   
Selanjutnya kita juga perlu belajar dari penjajahan yang pernah menimpa Indonesia.
   
Kekuatan asing bisa menjajah Indonesia karena belum adanya persatuan di bangsa ini.
   
Saat itu, Indonesia terdiri atas kerajaan-kerajaan kecil, sehingga kekuatannya bisa dipatahkan ataupun diadu domba.
   
Lantas hal ini disadari oleh bangsa ini, terdapat kesadaran atas perlunya persatuan, tidak lagi hidup dalam sekat kerajaan.
   
Sumpah pemuda adalah tonggak kesadaran tersebut, ini adalah sejatinya pembentukan masyarakat Indonesia.
   
Jadi masyarakat Indonesia lahir mendahului kehadiran negara, itulah fakta sosial yang terjadi di Indonesia.
   
Kesadaran yang demikian harus di-reaktualisasikan dalam kondisi saat ini, itu yang diperlukan.
   
Saat ini masyarakat sudah apatis dengan politisi, mereka sudah tidak lagi percaya dengan politik, karena politisi hanya menebar janji.
   
Kader tidak perlu membuat mereka menjadi percaya dengan politisi, tidak perlu pula menjanjikan sesuatu pada mereka.
   
Kita cukup berteman dengan konstituen, jadilah sahabat masyarakat, jangan memberikan janji buat mereka.
   
Lantas bagaimana kita harus menyikapi kondisi PKS pada akhir-akhir ini? itu pertanyaan yang sering disampaikan.
   
Bila diumpamakan kasus saat ini seperti situasi ketika seseorang jatuh ke dalam sumur, maka ada dua faktor yang bisa jadi penyebab.
   
Pertama, kita berdiri disamping sumur, ini mungkin khilafnya, kenapa harus berada di dekat sumur.
   
Kedua, memang ada yang nyenggol sehingga kita masuk ke dalam sumur.
   
Dari sinilah, kemudian muncul istilah konspirasi dalam situasi politik kita.
   
Perlu dipahami bahwa dalam Al Qur'an telah disebut istilah konspirasi, jauh sebelum istilah itu populer disekitar kita.
   
Konspirasi dalam Al Qur'an selalu dikaitkan dengan orang Kafir dan Allah, sedangkan orang muslim tidak.
   
Kenapa ? Karena orang muslim tidak akan melakukan konspirasi.
   
Konspirasi hanya dirancang dan dilakukan oleh orang kafir dalam upaya memusuhi orang muslim.
   
Namun, Allah lah yang maha menguasai segala bentuk konspirasi, apapun konspirasi yang diperbuat org Kafir, akan selalu dipatahkan Allah.
   
Lantas apa yang harus kita lakukan? Tidak ada, kita berdoa saja, karena Allah lah yang maha menguasai konspirasi tersebut.
   
Teks-teks Al Quran telah mengisahkan konspirasi dalam cerita Yusuf maupun Musa, jauh sebelum kita mengenalnya sekarang.
   
Oleh karenanya, saya selalu minta kepada kader untuk membaca sejarah Musa, Yusuf dan Sulaiman.
   
Belajar dari sejarah menjadi faktor yang penting, oleh karenanya kita tidak boleh berhenti hanya belajar dari tiga kisah tersebut.
   
Kader PKS harus pula menggali sejarah republik ini, termasuk dari para senior dan tokoh masyarakat setempat.
   
Kader PKS mayoritas orang muda, umumnya hanya kenal satu bendera, yaitu merah putih saja.
   
Tetapi para senior, para tokoh masyarakat yang telah berusia lanjut telah mengenal tiga bendera, yaitu Belanda, Jepang dan Merah Putih.
   
Karenanya, kader PKS harus silaturahmi, minta nasihat dan bersahabat dengan mereka, karena mereka telah lebih lama melihat matahari.
   
Salah satu nasihat yang pernah disampaikan oleh senior kepada saya adalah PKS terlalu inklusif, kurang gaul katanya.
   
Ini adalah masukan yang baik, kader PKS perlu lebih memasyarakat, lebih terbuka dalam berinteraksi, bahasa simpelnya lebih "gaul" dengan masyarakat.
   
Itulah yang harus kita lakukan sekarang.....Wasalam...
Wallahu A‘lam.

 
Share this article :
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Terimakasih..

Dengan adanya komentar saudara bisa memberi masukan bagi kami

 
Kontak Admin : Facebook | InilahPKS
Email: inilahpks@gmail.com
Hadir Sejak : Selasa, 19 Maret 2013 | 23.21
Template Design by Creating Website Published by Tarqiyah Group