Headlines News :
Home » » Bangsa Terlupakan, Pengungsi Palestina di Suriah

Bangsa Terlupakan, Pengungsi Palestina di Suriah

Written By GemaDakwah on Minggu, 02 Juni 2013 | 23.16

InilahPKS :
Dr. James Zagbi
John Kerry Menlu Amerika berusaha menyampaikan gambaran utuh di kawasan berikut visinya. Namun ada bagian yang hilang dari gambaran tersebut. Padahal itu tak boleh dilupakan jika berbicara tentang wabah perang dalam negeri Suriah dan konflik Israel – Palestina.
Pada saat kepedulian politik dan media massa diumbar secara fokus terhadap krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh lebih dari 1 juta warga yang terusir dan menjadi pengungsi, pengungsi Palestina yang selama ini tinggal di Suriah dilupakan. Badan Bantuan Amerika untuk Pengungsi Timur Tengah  (American Near East Refugee Aid (ANERA)) terakhir mengeluarkan laporan. Isinya, tentang masyarakat pengungsi yang sedang menghadapi ujian paling baru yang terusir dari Suriah dan Libanon. Bahkan bangsa yang satu ini disebutnya sebagai “bangsa terlupkan”.
Sebelum Suriah terseret dalam perang saudara, setengah juta pengungsi Palestina berada di sana dalam kondisi yang terbilang baik. Meski mereka tidak memiliki kewarganegaraan Suriah, namun mereka diperbolehkan mendapatkan pekerjaan di Suriah dan perusahaan-perusahaan di sana. Bahkan mereka diperkenankan untuk mendirikan perusahaan khusus. Mereka mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan penuh sebagaimana warga Suriah asli. Sejumlah kesuksesan pun mereka raih. Dari kamp pengungsi, mereka mampu membangun rumah-rumah dan merancang masa depan keluarga mereka.
Perang meletus. Kondisi pun berubah. Sejumlah warga Palestina di sana terbunuh. Sebagian besar mereka pun kehilangan rumah di Suriah. Mereka terpaksa melarikan diri dari pertempuran yang melanda negeri Suriah. Misalnya, berdasarkan data yang dirilis lembaga ANERA, 85% warga Palestina di kamp pengungsi Yarmuk harus kini harus hidup di pengasingan dan menjadi pengungsi untuk kedua kalinya. Sejumlah laporan juga menegaskan, satu dari lima pengungsi mengakhiri hidupnya karena konflik dan setengah dari rumah-rumah mereka hancur.
Karena para pengungsi Palestina itu tidak membawa identitas Suriah maka mereka kesulitan masuk ke Turki atau Jordania. Sebagian mereka lari ke Libanon namun mereka harus penuh sesak di pengungsi Palestina di sana ditambah kemiskinan.
Ketua Badan Anira, Bill Curcuran pekan lalu menegaskan bahwa kondisi pengungsi Palestina dari Suriah sangat mengkhawatirkan. Mereka manusia yang dimasukkan di tempat yang tidak layak secara kesehatan dan tak layak unutk hidup. Sebanyak 60% satu keluarga Palestina hidup dalam satu ruangan. Bahkan sebagian mereka hidup di tempat reparasi mobil tanpa ada ventilasi. Bahkan ada yang 20 orang satu keluarga hidup dalam satu kamar.
Warga Palestina dari Suriah tidak mendapatkan hak untuk bekerja di Libanon. Sehingga 90% dari mereka menganggur.
Badan PBB untuk Bantuan Pengungsi Palestina UNRWA bertanggungjawab atas nasib pengungsi Palestina di Libanon. Namun badan ini mengalami kekurangan pendanaan dan sumber dana dan beban itu sudah di luar kemampuannya.
Akibatnya, ¾ anak-anak Palestina yang dari Suriah tidak bisa sekolah. Mereka juga mengalami berbagai penyakit. 40% mereka menderita influinsa, 20% mengalami gangguan penceraan. Selain itu mereka juga membutuhkan perawatan kejiwaan.
Bahkan kemiskinan dan kondisi sulit itu bisa memicu kekecewaan dan kemarahan pengungsi dan menimbilkan sikap dan tindakan kekerasan dan eksrimisme.
ANERA juga menyampaikan laporan mengingatkan bahwa masyarakat dunia harus mengatasi masalah pengungsi Palestina ini disamping pengungsi Suriah. (bsyr)
Al-Wathan Amman(PIP)
Wallahu A‘lam.

 
Share this article :
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Terimakasih..

Dengan adanya komentar saudara bisa memberi masukan bagi kami

 
Kontak Admin : Facebook | InilahPKS
Email: inilahpks@gmail.com
Hadir Sejak : Selasa, 19 Maret 2013 | 23.21
Template Design by Creating Website Published by Tarqiyah Group