InilahPKS : Bandung - Sebanyak 75 buruh asal Kota Cimahi diberhentikan secara sepihak. Pemberhentian tersebut diduga terkait rencana penetapan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Sekitar seratus buruh yang tergabung dalam SBSI 1992 Jawa Barat melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pertamina Unit III Cabang Bandung, Jalan Wirayudha, Rabu (12/6). Aksi tersebut sempat memanas karena pengunjuk rasa dan polisi terlibat aksi dorong.
Ketua SBSI 1992 Ajat Sudrajat menuturkan BBM belum naik sudah berdampak besar bagi para buruh, apalagi jika nanti sudah naik. Dia khawatir hal ini akan berdampak besar bagi kaum buruh di Jawa Barat.
"Pemberhentian tidak ada alasan yang jelas. Alasan perusahaan karena kondisinya sangat sulit sehingga memberhentikan karyawannya," jelas Ajat di sela-sela aksi.
Para karyawan yang bekerja di sebuah pabrik di Cibaligo itu saat ini sedang membutuhkan pekerjaan. Pihaknya kini sedang melakukan langkah advokasi mengenai pemberhentian sepihak tersebut. "Kejadian ini sudah tiga minggu lalu. Sampai sekarang kita akan kawal tersebut kasus tersebut," kata dia.
Dengan tegas, Ajat mengaku buruh menolak kenaikan harga BBM meskipun ke depannya ada kenaikan upah bagi para buruh.
"Kenaikan upah pasti tidak akan merata dan jumlahnya hanya mencapai 10%. Presentase kenaikan biaya hidup akan dialami lebih parah karena naiknya biaya produksi di perkotaan," tegas dia.
Jika BBM jadi dinaikkan, para buruh mengancam akan menyegel pom bensin yang ada di Bandung Raya. Mereka juga berencana akan menyegel Depot Pertamina di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.[jul]inilah.com
Wallahu A‘lam.
Sekitar seratus buruh yang tergabung dalam SBSI 1992 Jawa Barat melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pertamina Unit III Cabang Bandung, Jalan Wirayudha, Rabu (12/6). Aksi tersebut sempat memanas karena pengunjuk rasa dan polisi terlibat aksi dorong.
Ketua SBSI 1992 Ajat Sudrajat menuturkan BBM belum naik sudah berdampak besar bagi para buruh, apalagi jika nanti sudah naik. Dia khawatir hal ini akan berdampak besar bagi kaum buruh di Jawa Barat.
"Pemberhentian tidak ada alasan yang jelas. Alasan perusahaan karena kondisinya sangat sulit sehingga memberhentikan karyawannya," jelas Ajat di sela-sela aksi.
Para karyawan yang bekerja di sebuah pabrik di Cibaligo itu saat ini sedang membutuhkan pekerjaan. Pihaknya kini sedang melakukan langkah advokasi mengenai pemberhentian sepihak tersebut. "Kejadian ini sudah tiga minggu lalu. Sampai sekarang kita akan kawal tersebut kasus tersebut," kata dia.
Dengan tegas, Ajat mengaku buruh menolak kenaikan harga BBM meskipun ke depannya ada kenaikan upah bagi para buruh.
"Kenaikan upah pasti tidak akan merata dan jumlahnya hanya mencapai 10%. Presentase kenaikan biaya hidup akan dialami lebih parah karena naiknya biaya produksi di perkotaan," tegas dia.
Jika BBM jadi dinaikkan, para buruh mengancam akan menyegel pom bensin yang ada di Bandung Raya. Mereka juga berencana akan menyegel Depot Pertamina di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.[jul]inilah.com
Wallahu A‘lam.