Headlines News :
Home » , » [Tentang Caleg PKS Non Muslim] "VOA Islam, Berhentilah Memecah Belah Umat Islam" by: @arnismart

[Tentang Caleg PKS Non Muslim] "VOA Islam, Berhentilah Memecah Belah Umat Islam" by: @arnismart

Written By GemaDakwah on Senin, 29 April 2013 | 18.54

InilahPKS : Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi telah memberikan akses yang luas dan tanpa batas. Tanpa sekat ruang dan waktu. Informasi dapat diakses melalui beragam media, baik dalam bentuk cetak, elektronik, on line, bahkan media yang bersifat privat, seperti layanan telepon selular. Hal ini menjadi cerminan bahwa informasi merupakan unsur utama yang dibutuhkan masyarakat untuk mengambil sikap, penilaian dan keputusan terhadap sesuatu atau seseorang. Karena sangat mustahil sebuah keputusan dapat dihasilkan tanpa dilandasi oleh informasi yang memadai terhadap sesuatu yang menjadi obyek pengambil keputusan.

Akan tetapi kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi juga memiliki permasalahan. Setidaknya ada dua permasalahan yang dapat timbul di dalamnya, yaitu banalitas (keremehtemehan/ ketidakpentingan) informasi dan politik media dalam mengkonstruksi informasi.

Tidak dapat dipungkiri, teknologi informasi memberikan kemudahan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Bahkan tidak jarang informasi yang tersedia melebihi kadar yang dibutuhkan. Kelimpahruahan atas informasi yang tersedia menciptakan sebuah kebingungan/kegamangan informasi dalam memilih dan memilah informasi mana yang benar dan mana yang tidak benar. Fenomena inilah yang disebut dengan banalitas informasi (banality of information).

Dalam ranah permasalahan informasi, Islam memberikan sebuah solusi yang dapat menghindari manusia dari sikap yang salah langkah dalam menyikapi sebuah informasi, sebagaimana yang tertuang dalam surat Al Hujuraat, surat ke-49 ayat 6  :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (fatabayyanuu…) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”(QS. Al Hujuraat, 49 : 6)

Oleh karenanya, cross check dan klarifikasi (tabayyun) harus terus menerus diupayakan oleh media informasi sehingga yakin dengan validitas informasi yang didapat. tidak boleh tergesa-gesa untuk menyiarkan semua informasi yang ia dapat dari saksimata atau sumber berita, dalam kondisi apapun.

Dalam hal ini penulis menemukan kejanggalan sikap media online voa-islam.com. Media Online ini mengatas namakan dirinya sebagai media islam tapi sangat disayangkan banyak pemberitaan dari media ini yang jauh dari nilai-nilai islam. Kadang informasi yang disampaikan bersifat ambigu bahkan penuh tendensi dan fitnah dikalangan umat islam. Wajar saja jika saya menjadikan Voa-Islam sebagai situs islam yang “Perlu Diwaspadai” setelah Eramuslim. Karena nuansa “sakit hatinya” kental sekali terhadap golongan lain. Sehingga seringkali tidak adil dalam meriwayatkan/memberitakan sebuah berita. Voa-Islam telah terperosok pada situasi fasik, karena selentingan, kabar burung, rumor yang disampaikan sebagai sebuah kabar. Karena itu penulis mengingatkan institusi pers dan insan-insan muslim yang bekerja sebagai penyampai kabar, agar menyadari masalah ini.

Subjektivitas terhadap sebuah informasi bukanlah sesuatu yang dapat dielakkan oleh media. Pandangan politik, ideologi dan kepentingan pemilik media sangat mempengaruhi dalam produksi informasi. Sebuah informasi yang dihasilkan media akan menyesuaikan dengan karakter pemilik media tersebut. Hal ini sangat mudah dibuktikan dengan bagaimana cara media memberitakan sebuah informasi. Dalam hal kasus sensitif tertentu, dapat dilihat bagaimana media menurunkan beritanya dalam cara pandang sesuai dengan karakter pemilik media. Berita yang terkonstruksi secara berbeda tentunya akan menghasilkan makna yang berbeda pula.

Baru-baru ini kembali Voa-Islam mengeluarkan berita yang bersifat provokatif dengan judul “Haleluyah!! PKS Usung Caleg Pendeta Kristen”. Berikut linknya :

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/04/23/24125/haleluyah-pks-usung-caleg-pendeta-kristen/”.

Ketika penulis membaca isi berita yang dipaparkan oleh Voa-Islam, penulis simpulkan berita ini sama sekali tidak nyambung antara judul dan isi berita. Terlalu tergesa-gesa dalam menyajikan informasi sehingga tidak ada dalil hukum yang kuat untuk sematan kata “Haleluya” dengan kebijakan PKS dalam pemberitaan yang mereka paparkan, sama sekali tidak menjelaskan apapun. Kesannya hanya ingin menggiring opini negatif publik kepada kebijakan PKS. Dan Alhamdulillah menyikapi hal ini dakwatuna hadir sebagai penengah yang memberikan pencerahan dan klarifikasi atas permasalahan, fitnah dan tudingan yang di alamatkan kepada partai islam ini. Berikut linknya:

http://m.dakwatuna.com/2013/04/24/32091/caleg-non-muslim-di-daerah-minoritas-muslim/#axzz2RRdTdFWM

Saya masih berharap, Voa-Islam bisa merubah diri. Tidak menjadi situs yang merasa benar sendiri dan tentunya tahu adab-adab dalam menyampaikan berita. Jangan asal copas berita. Paparkanlah berita yang berimbang, actual dan terpercaya. Jangan abal-abal dong!!! Jelas berbeda antara nasehat dan mencaci. Antara kritik membangun dengan memunculkan kecurigaan, membabi buta atau bersifat dekstruktif. Semua itu jelas memiliki cara, saluran dan latar belakang yang berbeda satu sama lain. Hindarilah semua hal yang memicu perpecahan dan pertikaian atara para aktivis dakwah atau diantara sesama kaum muslimin. Takutlah kepada Allah dan jangan mengatakan apa yang kalian tidak ketahui. Ingat firman Allah SWT:

“Dan orang-orang menyakiti kaum beriman laki-laki dan perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Ahzab : 58).

Dan sabda Rasulullah SAW. “Bahwa orang yang paling aku benci dari kalian dan paling jauh duduknya dariku hari kiamat, adalah orang-orang yang mengadu domba, orang yang memisahkan diantara orang yang mencintai, orang yang menuduh orang yang tidak berdosa dengan aib.” (Fiqh Dakwah hal: 498)

Ya, itu kalau Voa-Islam masih mengaku sebagai media Islam, atau kalau masih demen tuding sana sini, curiga ini itu, mending label islamnya dicabut deh! Hal itu malah dzholim dan sangat munkar sekali dalam Islam. Karena media yang sering melakukan penyesatan opini terhadap berita yang dibuatnya atau pun memberitakan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan bisa berdampak buruk terhadap masyarakat, masyarakat yang awam pasti akan mudah terprovokasi saat melihat pemberitaan media yang tidak berimbang dan tidak covered form both sides karena menganggap berita itu benar-benar fakta. Dampak yang lain juga bisa menimpa media itu sendiri, salah satunya adalah kepercayaan masyarakat yang mulai memudar. Mari sama-sama berbenah dan berlaku adil. ^_^


http://media.kompasiana.com | @arnismart on Twitter 
(PKS SUMUT) 
Share this article :
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Terimakasih..

Dengan adanya komentar saudara bisa memberi masukan bagi kami

 
Kontak Admin : Facebook | InilahPKS
Email: inilahpks@gmail.com
Hadir Sejak : Selasa, 19 Maret 2013 | 23.21
Template Design by Creating Website Published by Tarqiyah Group